
Pentadio Resort adalah salah satu obyek wisata andalan Provinsi Gorontalo. Kata Pentadio diambil dari bahasa Gorontalo yang berarti danau pantai, sementara Resort kata diambil dari tempat yang arti bahasa Inggris istirahat. Dinamakan Pentadio Resort sebagai resor ini terletak di tepi Danau Limboto yang indah dan mempesona.
Awalnya, 14 hektar atraksi telah diresmikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1928, yang ditandai dengan sebuah batu peringatan di sekitar sumber air panas di daerah wisata. Sejak itu, masyarakat setempat menjadikan tempat ini sebagai sarana rekreasi dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Pantai Bolihutuo

Jika pada suatu saat Anda datang di Provinsi Gorontalo, tidak ada salahnya mengunjungi Pantai Bolihutuo yang terletak di Kabupaten Boalemo, sekitar 120 km di sebelah barat Kota Gorontalo.
Tentu saja dalam Kota Gorontalo sendiri sudah tersedia objek wisata pantai, yaitu Ria Beach. Namun, Bolihutuo cocok sebagai tempat untuk menenangkan diri dari segala macam hiruk-pikuk perkotaan. Boalemo kota adalah sekitar 100 km dari Gorontalo
Benteng Danau Limboto Otanaha

Benteng Danau Limboto Otanaha merupakan warisan bangunan bersejarah sebagai lokasi pariwisata kuno dari masa lalu yang berasal dari suku Gorontalo dibangun sekitar Tahun 1525 terletak di bukit di Desa Barat Kota Daerah Dembe I dengan jarak 8 km dari pusat kota Gorontalo. Untuk mencapai Benteng kita harus menaiki tangga sebanyak 351 lembar dan dapat juga melalui jalan melingkar dengan kendaraan roda empat dan sepeda motor. Benteng sebagai tempat perlindungan dan pertahanan Raja Gorontalo melawan Portugis yang ingin menjajah. Keunikan bangunanya terbuat dari campuran kapur dan putih burung, Aleo. Karena letaknya yang berada dipuncak bukit sehingga benteng dapat dilihat dari danau Limboto Otanaha yang didekatnya juga terdapat benteng Ulupahu Otahiya
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone memiliki banyak keistimewaan, selain karena keindahan alam, Taman Nasional ini juga banyak memiliki Habitat yang sudah hampir punah.Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang sebelumnya bernama Dumoga Bone, memiliki berbagai keunikan ekologi sebagai kawasan peralihan geografi daerah Indomalayan di sebelah Barat dan Papua-Australia di sebelah Timur (Wallaceae Area).Tumbuhan yang khas dan langka di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yaitu palem matayangan (Pholidocarpus ihur), kayu hitam (Diospyros celebica), kayu besi (Intsia spp.), kayu kuning (Arcangelisia flava) dan bunga bangkai (Amorphophallus companulatus). Sedangkan tumbuhan yang umum dijumpai seperti Piper aduncum, Trema orientalis, Macaranga sp., cempaka, agathis, kenanga, berbagai macam jenis anggrek, dan tanaman hias. Taman Nasional Bogani Nani Wartabone memiliki 24 jenis mamalia, 125 jenis aves, 11 jenis reptilia, 2 jenis amfibia, 38 jenis kupu-kupu, 200 jenis kumbang, dan 19 jenis ikan. Sebagian besar satwa yang ada di taman nasional merupakan satwa khas/endemik Pulau Sulawesi seperti monyet hitam/yaki (Macaca nigra nigra), monyet dumoga bone (M. nigrescens), tangkasi (Tarsius spectrum spectrum), musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii), anoa besar (Bubalus depressicornis), anoa kecil (B. quarlesi), babirusa (Babyrousa babirussa celebensis), dan berbagai jenis burung.
Rumah Adat Dulohupa

Rumah Adat Dulohupa yang merupakan balai musyawarah dari kerabat kerajaan. Terbuat dari papan dengan bentuk atap khas daerah tersebut. Pada bagian balakangnya terdapat anjungan tempat para raja dan kerabat istana beristirahat sambil melihat kegiatan remaja istana bermain sepak raga. Saat ini rumah adat tersebut berada di tanah seluas + 500m² dan dilengkapi dengan taman bunga, bangunan tempat penjualan cenderamata, serta bangunan garasi bendi kerajaan yang bernama talanggeda. Pada masa pemerintahan para raja, rumah adat ini digunakan sebagai ruang pengadilan kerajaan. Bangunan ini terletak di Kelurahan Limba, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.
Selain Rumah adat Dulohupa juga ada Rumah Adat Bandayo Pomboide yang terletak di depan Kantor Bupati Gorontalo. Bantayo artinya 'gedung' atau 'bangunan', sedangkan Pomboide berarti 'tempat bermusyawarah' . Bangunan ini sering digunakan sebagai lokasi pagelaran budaya serta pertunjukan tari di Gorontalo. Di dalamnya terdapat berbagai ruang khusus dengan fungsi yang berbeda. Gaya arsitekturnya menunjukkan nilai-nilai budaya masyarakat Gorontalo yang bernuansa Islami.
Benteng Otanaha

Objek wisata ini terletak di atas bukit di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1522.Sekitar abad ke-15,dugaan orang bahwa sebagian besar daratan Gorontalo adalah air laut. Ketika itu, Kerajaan Gorontalo di bawah Pemerintahan Raja Ilato, atau Matolodulakiki bersama permaisurinya Tilangohula (1505–1585).
Benteng Otanaha terletak di atas sebuah bukit, dan memiliki 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah anak tangga ke puncak sampai ke lokasi benteng. Jumlah anak tangga tidak sama untuk setiap persinggahan. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga, ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan ke persinggahan IV memiliki 89 anak tangga. Sementara ke area benteng terdapat 71 anak tangga, sehingga jumlah keseluruhan anak tangga yaitu 348.
Benteng Oranye

Benteng Oranye yang terletak di sebelah utara Kota Gorontalo. Benteng Oranye (Orange Fortress) merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang terdapat di Kecamatan Kwandang, kurang lebih 61 km ke arah utara dari Kota Gorontalo.
Benteng ini dibangun oleh bangsa Portugal pada abad ke-17 (tahun 1630); dengan berukuran panjang 40 meter, lebar 32 meter, dan tinggi 5 meter (40×32x5 meter). Benteng ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan Benteng Otanaha dan memiliki 178 buah anak tangga.Anda Bisa Memesan Tiket Ke Tempat Wisata Ini Travel Istana Mulia-Travel Di Ciledug
Tidak ada komentar:
Posting Komentar